23 Oktober 2011
Hari ini saya mendapat tugas dari
tante saya, untuk mengantar adik sepupu saya ke placement test di sebuah
lembaga yang terkemuka di Solo. Sebenarnya, saya mendapat tawaran lain yang
lebih menyenangkan untuk saya kerjakan. Tetapi karena saya sudah berjanji
dengan tante saya itu, tetap saya harus mengantar adik saya yang blasteran Solo
– Papua itu (selingan). Jam setengah sembilan saya berangkat menuju lembaga itu
dengan bekal darimana – mana. Karena hari in kedua om saya yang kembar ulang
tahun, kami jadi dapet uang buat jajan di luar,,yang lumayan banyak, Puji Tuhan
banget yaah,,hehe.
Di akhir perjalanan saya merasa
sesuatu yang tidak enak dengan motor saya. Kemudian saya bertanya pada adik
sepupu saya.
“Div, motor nya kog ulig – ulig yaa..kamu ngerasa nggak?”
Adik sepupu saya menjawab dia
tidak merasakan apa - apa. Setelah
sampai di lembaga itu, dan adik saya menuju ruang placement test. Saya mengecek
kembali motor saya. Ternyata ban belakang saya sudah bocor. Biasanya kalau tahu
motor saya bocor, saya akan sangat panik dan heboh, haha sampai saya dijuluki
miss heboh :D . Tetapi entah mengapa saat itu saya sangat tenang, bahkan saya
bisa bersyukur pada Tuhan, Puji Tuhan saya sudah sampai tempat tujuan, jadi
adik saya tidak akan terlambat placement test J.
Kemudian saya menelpon dan
meng-sms teman – teman saya yang punya rumah di dekat daerah itu, karena saya
punya cukup banyak teman, saya tidak terlalu kesulitan untuk mencari informasi
tambal ban, hehe.. Ternyata di dekat lembaga itu ada juga tambal ban, langsung
deh saya samperin thu Bapak Tukang Tambal Ban dan menunggu ban belakang motor
saya yang cantik itu ditambal oleh si Bapak Tukang Tambal Ban.
Rencana awal saya sebenarnya,
sambil menunggu adik sepupu saya placement test saya akan pergi ke rumah teman
SMA saya. Tetapi, mungkin karena Tuhan belum menghendaki saya bertemu teman
saya itu akhirnya saya malah ngapelin Bapak Tukang Tambal Ban, haha. Niatnya
pengen curhat banyak sama teman saya, eh, malah jadinya saya dicurhatin deh
sama Bapak Tukang Tambal Ban, haha :D. Tapi nggak papa juga, saya bersyukur
bisa ngobrol dengan Bapak itu, selain tambah pengalaman juga tambah wawasan
tentang motor dan ban, haha, karena saya nggak tahu sama sekali tentang motor
:D.
Saat si Bapak ini memperbaiki
ban, saya memperhatikan dengan seksama. Dan berpikir, padahal ban luar nya
kelihatan baik – baik saja, nggak cacat sedikit pun, tapi ban dalemnya bisa
bolong , 2 lagi, betapa parahnya keadaan ban motor saya. Dan si Bapak Tambal
Ban itu memperbaiki bagian dalam ban motor saya. Entah mengapa, pada saat itu
saya berpikir, menganalisa dan menghubungkan hal ini dengan keadaan hati
manusia.
Pertama saya mengetahui bahwa ban
saya bocor, dan saya bilang kepada si Bapak Tukang Tambal Ban ini kalau ban
saya bocor dan saya menyerahkan perbaikan ban saya itu kepada Bapak Tukang
Tambal Ban, yang tentu saja seorang yang mahir dalam bidang pertambalan ban,
hehe. Seperti ban bocor yang membuat motor tidak dapat berjalan dengan baik,
begitu juga dengan manusia, hati manusia yang bocor (mungkin karena dosa,
kepahitan, dan lain – lain) membuat manusia tidak dapat bergerak dalam pertumbuhan rohaninya. Sehingga
manusia perlu tahu apa penyebabnya dia tidak dapat berjalan baik dalam
pertumbuhan kerohaniannya dengan meneliti hatinya, seperti saya meneliti ban
motor saya. Kemudian dia juga harus bilang (mengakui) di hadapan seorang
Pribadi yang ahli di dalam permasalahan ini, yaitu Tuhan sendiri, selain
mengakui, manusia juga harus menyerahkan seluruhnya kebocoran ini pada Tuhan,
bergantung penuh pada Tuhan dan percaya bahwa dia dapat memperbaiki dengan baik
kebocoran itu J
Setelah Bapak Tambal Ban itu
mengerti dimana letak kebocoran itu. Dia mulai memperbaiki ban itu, dia
menggosok dulu ban itu dengan sebuah penggaris besi, sehingga ban itu terkikis,
dan menempel dengan potongan ban yang lain, dengan cara seperti membakar,
tetapi sebenarnya tidak membakar. Mungkin api itu sengaja diciptakan oleh si
Bapak Tukang Tambal Ban agar potongan ban yang lain menempel kuat dengan ban
yang bocor itu.
Dalam perbaikan hati manusia,
mungkin seolah Sang Ahli mengikis juga hati itu, sehingga juga akan menimbulkan
rasa sakit bagi manusia. Juga mungkin, Tuhan membakar kesenangan – kesenangan
manusia yang membuatnya tidak dapat bertumbuh dalam Tuhan. Tentu saja, ini
sangat menyakitkan.
Saya pernah mengalami hal – hal
ini, ketika Tuhan membakar semua kesenangan – kesenangan saya, dan seolah
membuat saya meninggalkan zona nyaman saya. Saat itu saya berpikir, kenapa Tuhan
seolah tidak membiarkan saya senang? Tetapi Dia terus menyakiti hati saya. Tapi
kemudian saya mendapatkan jawaban setelah saya membaca suatu buku berjudul
“Kedewasaan Rohani”. Dalam buku ini, diceritakan bahwa Tuhan memperbolehkan
anak-Nya mengalami kesulitan – kesulitan dan penderitaan – penderitaan untuk
membentuk hati mereka, dan semua hal itu memang Tuhan lakukan untuk membuat
mereka menjadi pribadi yang diinginkan Tuhan. Yah, sesuai dengan salah satu
ayat yang nge-tren selama ini bahwa semua yang Tuhan lakukan itu untuk kebaikan
manusia sendiri.
Dalam proses perbaikan ini,
manusia harus percaya penuh pada Tuhan dan melalui proses ini dengan taat dan
setia, serta selalu memikirkan bahwa “rencana Tuhan itu baik, bahkan sangat
baik, semua akan mendatangkan kebaikan.”
Dan olala, ban yang sudah
ditambal itu dapat membuat motor saya berjalan dengan baik lagi :D. Begitu juga
manusia, ketika sudah merasakan ada suatu kebocoran segeralah datang kepada
Sang Ahli dan injinkanlah Dia memperbaiki hatimu, sehingga kamu dapat kembali
berjalan dalam kehidupan rohanimu :D.
Saya bersyukur bahwa dari peristiwa yang sangat sederhana dalam hidup saya Tuhan memberikan pelajaran berharga bagi saya. Apapun yang saya alami hari ini, esok dan seterusnya, saya tahu bahwa Engkau mengijinkan semua terjadi untuk membentuk saya.
Ini ceritaku hari ini, apa
ceritamu ?? hehe
0 komentar:
Posting Komentar