RSS

ME vs KOLERIK

Akhir – akhir ini, saya sering punya persoalan dengan orang – orang yang bertemperamen primer kolerik ( maksudnya sifat kolerik orang ini lebih kuat dari temperamennya yang lain). Tempo hari saya dimarahi oleh seorang kolerik, sebut saja si S karena saya memalingkan muka sebentar darinya pada saat dia sedang membagikan suatu informasi. Padahal sebenarnya saya mendengarkan dia dan cukup mengerti apa yang diberitakan olehnya.
Di hari lain, saya merasa sangat sebal setelah saya melakukan perdebatan yang tak kunjung ada hentinya dengan orang kolerik. Sebut saja si H, dia merasa dirinya selalu benar, tidak mau menerima kritik ataupun saran dari orang lain. Sangat idealis.
Pengalaman yang lain, suatu saat ketika saya punya masalah dan saya bercerita dengan orang kolerik. Saat itu saya sedang dilanda kesedihan dan kegalauan yang luar biasa. Padahal saya berharap dengan bercerita dengan orang mungkin akan melegakan hati saya. Tapi saya salah, ketika saya bercerita dengan si D, orang kolerik, saya tidak mendapat penghiburan seperti yang saya inginkan. Tetapi kemudian dia malah menyalahkan saya, karena dia menganggap itu kesalahan saya dan dia marah marah kepada saya (hmmm, tau sendiri orang kolerik bila sedang marah, dia bisa menjadi seperti dewa yang sangat kasar, tidak memperhatikan perasaan orang lain yang sedang dimarahinya).
Peristiwa itu menimbulkan trauma dalam diri saya. Saya sebagai seorang sanguine yang sangat terbuka dengan orang lain, saya menjadi sangat sulit bercerita dengan orang kolerik, karena saya takut dimarahi oleh dia, dan saya tidak suka orang lain memarahi saya dan men”judge” bahwa saya salah. 
 
Meskipun beberapa kali test temperamen, saya punya temperamen sekunder kolerik, tetapi tetap saja saya merasa berbeda dan tidak suka dengan seorang kolerik murni yang suka mengatur, acuh, tidak peduli pada orang lain, mau menang sendiri, dan lainnya.
Melalui persoalan dengan orang – orang bertemperamen kolerik ini, saya menjadi sadar bahwa ternyata orang terdekat saya kebanyakan memiliki temperamen ini  -.-. tidak mungkin saya menjauhi mereka kan ??? hmmm
Ini menimbulkan pertanyaan dalam diri saya
Sebenarnya mengapa saya tidak suka dengan orang kolerik?
Karena saya takut dimarahi?
Saya tidak suka diatur?
Ataukah saya sendiri juga merasa diri saya paling benar?
Saya merenung memikirkan pertanyaan – pernyataan yang muncul dalam diri saya. Mengoreksi diri saya sendiri.  Dan saya menemukan bahwa saya terlalu menjaga diri saya. Saya membentengi dengan kuat diri saya. Sehingga orang kolerik yang berkata tajam adalah musuh bagi penjagaan saya terhadap hati saya. Kemudian saya mengerti bahwa saya salah…
Jika saya tidak bertemu dengan orang kolerik yang murni ini, saya juga akan selalu merasa benar dan terus saja berjalan menurut pendapat saya sendiri. Jika saya tidak dimarahi orang kolerik yang tajam dan ketus ini, saya juga tidak akan mengerti apa kesalahan saya. Jika saya tidak ditegur oleh orang kolerik, saya akan sangat sulit juga untuk berdisiplin..
Hmm,,ternyata orang yang selama ini saya anggap sebagai “pengecam” hati saya tidaklah seburuk yang saya pikir. Bahkan, jika tidak ada mereka saya tidak akan bisa mengerti orang lain dan menjadi seorang yang egois. Bukan mereka yang salah, tetapi saya yang salah. Saya mengerti jika bahwa semua yang mereka lakukan, semua pengaturan itu juga untuk kebaikan saya dan karena mereka terlalu mengasihi saya 
Terimakasih Tuhan untuk pengertian ini :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar